Categories
Living in Amsterdam

Barang Jastip yang Paling Dicari dan Terpopuler di Thailand

Thailand merupakan salah satu negara dengan banyak destinasi wisata seru dan menarik. Terlebih, ada banyak produk asal negara tersebut yang diminati oleh warga di tanah air. Oleh sebab itu, pastikan Anda mencari tahu apa saja barang jastip Thailand paling populer saat ini.

Berbagai Barang Jastip Thailand

Saat berwisata ke Negara Thailand, maka tidak ada salahnya untuk mempelajari dahulu apa saja barang jastip paling banyak orang cari. Terlebih, negara ini tentu memiliki jenis oleh-oleh khas yang banyak. Oleh sebab itu, ketahui barang jastip selengkapnya di bawah ini:

  1. Produk Fashion

Saat bepergian ke Negara Thailand, maka jangan lewatkan produk fashionnya. Pasalnya, ada banyak merek fashion dari negara tersebut yang cukup banyak dicari oleh kebanyakan orang. Mulai dari H&H, Timberland, Zara, MNG, Forever21, dan masih banyak lagi lainnya.

Oleh sebab itu, pastikan Anda juga mencari tahu dimanakah lokasi tepat untuk mendapatkan berbagai produk fashion tersebut di Thailand. Tidak perlu khawatir, pasalnya ada banyak produk fashion terbaik dapat ditemukan di The Platinum Mall Bangkok.

  1. Produk Minuman Sachet

Perlu Anda pahami, bahwa Thailand merupakan salah satu negara dengan banyak produk minuman sachet. Tidak heran jika tentu akan ada banyak orang mencari minuman tersebut. Terlebih saat sedang berlibur ke negara yang satu ini. Tentu saja bisa jadi favorit kebanyakan masyarakat di tanah air.

Anda bisa mendapatkan produk minuman instan sama seperti di Indonesia dengan beragam cita rasa khas Thailand. Adapun minuman yang paling terkenal di negara ini adalah Thai Tea. Tidak heran jika bisa jadi salah satu pilihan barang jastip.

Baca Juga Cara Mudah Kirim Uang dari Indonesia Ke Thailand Dengan Aplikasi Transfez >> Link ke https://www.transfez.com/countries/send-money-to-thailand/

  1. Gadget

Tahukah Anda, bahwa Thailand adalah salah satu surga belanja untuk mendapatkan berbagai perangkat elektronik. Tidak heran jika termasuk sebagai salah satu jastip favorit bagi banyak orang di tanah air. Oleh sebab itu, jangan sampai melewatkan untuk membelinya.

Anda bisa mengunjungi lokasi bernama Pantip Plaza yang merupakan pusat penjualan berbagai gadget. Mulai dari komputer, laptop, hingga smartphone. Untuk harganya sendiri terbilang cukup terjangkau. Terlebih setiap produknya juga sudah mengantongi garansi resmi.

  1. Snack

Saat berwisata di berbagai negara, tentu saja tidak boleh ketinggalan membeli snack. Terlebih, snack asli negara Thailand tentu bisa menjadi oleh-oleh favorit saat Anda berkunjung kesana. Tidak heran jika ada banyak orang rindu dengan rasa makanan ringan tersebut.

Anda bisa memilih snack asal Thailand sebagai produk jasa titip favorit. Terlebih, negara ini menyediakan berbagai macam snack. Mulai dari keripik nangka, nanas, durian, dan lainnya. Terdapat pula snack seafood seperti daging kepiting, rumput laut, serta beragam kue kering.

  1. Produk Skincare

Produk kecantikan wajah yang berasal dari Thailand tentu juga tidak boleh Anda lewatkan. Adapun salah satu produk paling populer dari negara tersebut adalah Snail White. Yaitu salah satu jenis cream wajah dengan kandungan lendir siput cukup kental dan transparan.

Tentu tidak perlu bingung apabila ingin mendapatkan produk tersebut. Pasalnya, produk dengan nama Snail White ini sudah banyak tersedia di berbagai toko di Thailand. Mulai dari mall The Platinum Bangkok, toko Boots, Watson, hingga Beauty Buffets.

  1. Produk Bodycare

Bagi kalangan perempuan, tentu tidak boleh ketinggalan membeli produk bodycare. Terlebih, saat Anda berwisata ke Thailand. Tentu saja sangat penting untuk memilih produk tersebut di luar negeri. Pasalnya, ada banyak merek bodycare asal Thailand yang cukup populer.

Contohnya saja Thann, SkinFirst, Scentio Double Milk Triple White Body Lotion, Siam Botanical, dan masih banyak lagi lainnya. Tentu Anda tidak boleh melewatkan untuk membeli produk kecantikan untuk merawat tubuh dari negara Thailand tersebut.

  1. Action Figure

Selain beberapa produk di atas, Anda juga bisa membeli action figure. Yaitu salah satu jenis produk jasa titip dari negara Thailand dengan banyak tokoh. Baik itu action figure, anime, dan masih banyak lagi. Tentu ada banyak tema action figure di negara tersebut.

Selain itu, soal harganya juga terbilang cukup terjangkau di negara Thailand. Meski begitu, Anda tidak perlu meragukan kualitasnya. Anda dapat mencarinya dengan mudah di pusat perbelanjaan daerah Bangkok. Tidak ada salahnya juga mengunjungi kawasan Cinatown.

Pastikan Transaksi Uang untuk Jastip Berjalan Lancar dengan TRANSFEZ!

Saat bertransaksi calon pembeli akan memastikan bahwa barang yang dititipkan kualitasnya terbaik dengan harga yang bisa lebih murah daripada membeli di negara sendiri. Namun, seringkali pembeli menghadapi kendala dalam pengiriman uang ke negara tujuan penyedia jastip karena pengiriman uang yang lambat dan biaya transaksi yang mahal.

Transfez memberikan pelayanan transfer uang yang praktis lho! Tinggal proses dari aplikasi di handphone aja, uang bisa langsung sampai dengan cepat biar bisa langsung beli barang yang mau dijastip.

Tidak hanya mempermudah Anda membuka bisnis jastip saja, TRANSFEZ juga ada promo setiap waktunya lho! Kalau kalian mau transfer uang ke luar negeri, pakai saja kode referral
(kode referral PPI/Permias) dan dapatkan GRATIS 2x transaksi flat fee!

Itu tadi beberapa rekomendasi barang jastip Thailand yang bisa Anda ketahui. Harga barang yang ada di negara ini juga tidak terlalu berbeda dengan harga di Indonesia. Tentu saja tidak sulit untuk mendapatkan barang khas dari negara tersebut meski dengan harga terjangkau.

Categories
Get Connected By A Local

Useful Tips Once you Arrived in Amsterdam: Get Connected

Written: June 11, 2017

There are several ways to get connected in Amsterdam, you shouldn’t be panic. In addition, you can consider the options we have offered below: 

1. Using your Existing Mobile Phone in Amsterdam

If you already have a GSM compatible phone and your phone is unlocked, you are good to go. What you need to do is just to get a Dutch SIM card. See section 2.3 for more info about the provider options. If your phone is locked by your provider (contract) or has a region lock, you will need to get it unlocked first at a mobile store (Note! this will void the warranty). Otherwise, you may choose to get a new phone altogether. 

2. Buying a New Mobile Phone

Is your phone not Dutch-SIM compatible? Or is it as old as a brick? Why not get a new phone? You have 2 options when buying a new phone in Holland; a prepaid plan (losse toestellen) or a phone contract.

  •  Losse Toestellen: buy an unlocked phone without any subscription. You will need  to get a prepaid SIM card separately.
  • Phone Contract: if you’re planning to stay for a year or longer, contract may be a better deal because you will pay less for the phone (some can even be free). Your option ranges between 1, 2 or even 3 years contract. The only downside is that your phone will be locked by the provider and you can’t change your subscription till the contract ends. 

3. Choosing a Service Provider

Now that you have a mobile phone, choosing a provider is your next challenge. Just a heads-up, this is not an easy feat to do! More often than not, you would want to try a few on your own before you can decide a favorite. Up to this moments, even the committee members are still debating which provider is better (i.e. call rate, value-for-money, signal coverage, internet speed, internet quota, well you know the drill). Popular choices you may want to check out: KPN (Dutch national operator, best coverage, most expensive rates); T-mobile (attractive phone contracts, good coverage); Vodafone (good coverage better than T-mobile, but surcharge for 4G) or Lebara (cheapest rate & free sim, poor coverage). 

Categories
Get Connected By A Local

How to Get Around: OV-Chipkaart!

Buying a ticket every time you board a train, metrotram or bus is very inconvenient so we highly recommend you to get an OV-chipkaart. For a one-time fee of €7.50, you can get the reloadable e-card. Checking in and out of the public transport has never been easier!

There are 2 types of OV-chipkaart, anonymous and personal*

*You won’t be able to apply for the personal one when you just arrived because it requires a Dutch bank account.*

We recommend you to:

  • Get the anonymous one first (you can sell it later when you apply for the personal one, or keep it for your guests). The main difference between anonymous and personal OV is that you can add subscriptions to the later, more about it on 3.2. Also, the personal OV allows auto-reload and it’ll have your handsome/pretty face printed on it 😉
Categories
Experiences of Our Community Members

Ditilang Polisi

Halo semua, perkenalkan nama saya Fahmi Fathurrahman, saya berkuliah di Vrije Universiteit Amsterdam, jurusan Geology. Pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan mengenai pengalaman saya ketika baru beberapa hari sampai di Amsterdam. Hari ini, saya baru membeli sepeda, karena wawasan yang begitu terbatas dan tergolong masih awam, saya tidak dapat membedakan antara Metro atau Tram. Pada kenyataanya, terdapat beberapa aturan penting yang diterapkan kepada masing-masing jenis tersebut. Ketika saya hendak pulang menggunakan transportasi umum, saya memilih Tram yang notabene dilarang membawa sepeda ke dalamnya. Saya naiklah pada hari itu dengan rasa penuh percaya diri. Tram pun berjalan, hingga melewati 4 station, tidak terjadi apa-apa. Namun, pada stasiun ke 5, masuklah 2 orang polisi dan langsung berbicara ke arah saya dengan menggunakan bahasa Belanda. melihat bahasa tubuhnya, saya percaya bahwa ia menunjuk ke arah sepeda. Saya pikir rantai saya karatan, ternyata atau pun roda saya kempes. Namun, ternyta dilarang membawa sepeda. Langsung saya menjadi sangat panik, keringat dingin bercucuran, dan ia menghimbau saya untuk segera turun di station berikutnya. Untungnya adalah, staiton berikutnya merupakan memang tujuan akhir saya. Sekian dulu, menulisnya jadi ingin menangis kembali karena ingat ketegangan saat itu.Categories

Categories
Experiences of Our Community Members

GLOW – Eindhoven

Hallo!! Gue Ghea, mahasiswi master Social Psychology, 2017/2018 di VU Amsterdam.

Kali ini, gue mau cerita pengalaman gue waktu ke GLOW festival di Eindhoven tanggal 7 November 2017. GLOW adalah acara light festival rutin tahunan yang diadakan di Eindhoven karena Philips itu terkenal banget di Eindhoven.

Seneng banget bisa dateng ke glow festival ini. Pernah main ke Eindhoven sebelum ada festival ini, dan rasanya beda banget.

Mereka bisa buat kota yang awalnya terkesan serius, jadi kota yang ceria berwarna warni (yaah.. nggak seluruh kota si yaa pastinya, tapi seenggaknya di bangunan-bangunan yg kita lewatin dalam jalur glow festival ini).

Walaupun gratis, tapi festival ini kelihatan tetap dikerjakan dengan serius banget! Contohnya, ada gereja yang jadi bagus banget dilihatnya, karena perpaduan warna lampunya dibuat dengan sangat detail.

Sebenernya, ada light show juga yang bisa kita lihat tapi memang enggak gratis. Tapi, kalau beli tiket pakai student card, enggak terlalu mahal kok. Biayanya sekitar 3 euro. Sayangnya, karena kemarin gue terlambat datang sampai di Eindhoven, kita enggak bisa masuk ke stadium.

Jadi, kalau mau nonton light shownya, jangan lupa untuk cek show time dan juga harus cek jalur ke stadiumnya ya!

Tip satu lg karena acaranya malam hari dan dingin, jangan lupa pakai baju hangat, scarf atau topi, supaya masih bisa menikmati festivalnya dengan enggak terburu-buru.. (boleh bawa payung juga untuk jaga-jaga.. Secara, cuaca di Belanda enggak bisa diprediksi).

Segitu dulu yaa ceritanya, sampai jumpa di lain waktu..

Cheers!

Ghea Shinantya

instagram: @gheashinantya

Categories
Living in Amsterdam

Inikah Rasanya Menjadi Pelajar di Amsterdam?

Hi allemaal…

Salam kenal, aku Dewi Sriani, mahasiswi master Accounting and Control, VU Amsterdam 2017/2018. Aku mau sharing sedikit nih tentang gimana kehidupan pelajar di Belanda, khususnya Amsterdam. Semoga bermanfaat ya. Sebenarnya, aku waktu mau pergi ke Belanda, terutama di Amsterdam, ada rasa khawatir gitu. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepalaku waktu itu: “Gimana ya kehidupan di sana? Kan bebas banget. Mudah nggak ya berteman? Mudah nggak ya untuk dapet makanan halal? Dapat perlakuan diskrimasi atau islampobhia nggak ya? Terutama pertanyaan: “cukup nggak ya uang beasiswaku untuk hidup di sana?” Alhamdulillah, aku menjadi salah satu bagian awardee LPDP dan tentunya mencoba nih sebagai anak beasiswa gimana untuk mengatur keuangan biar nggak kurang atau malah bisa nabung dan jalan-jalan :p. Aku kasih sedikit gambaran ya kawan2.

  1. Iamsterdam

Selamat datang di negeri keju, negeri Tulip dan di kota sepeda, Amsterdam. Kesan pertamaku, Amsterdam itu bagus, bersih, teratur, dan banyak banget orang bersepeda. Amsterdam adalah ibu kota Belanda yang ternyata kota ini berada di bawah permukaan laut dengan titik terendahnya sekitar 6,7 meter di bawah permukaan air laut. Arsitekturnya menarik, campuran arsitektur lama abad ke-17 dan arsitektur modern. Kota ini juga multikultural banget karena dihuni oleh lebih dari 100 kewarganegaraan berbeda di dunia. Jadi untuk kawan-kawan yang belum bisa fasih berbahasa Belanda, tenang…mayoritas bisa berbahasa Inggris kok. Selain kejunya enak, Amsterdam juga memiliki banyak kanal yang panjangnya lebih dari 100 km loh, juga ratusan museum. Tapi benar di negeri ini prostitusi, ganja dan LGBT adalah legal. Meski begitu, negeri ini menurutku toleran. Aku sebagai pelajar muslim tidak mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan selama tinggal di sini. Welkom in Amsterdam!

  1. Akomodasi

Kalau di VU Amsterdam sendiri, sebagai mahasiswa internasional, kampus menyediakan jasa housing. Aku tinggal di Amsterdam Lelylaan, yang ternyata kawasan muslim. Harga sewa kamarnya 567,5 euro per bulannya. Mahal ya. Bisa dibilang, housing di Amsterdam lebih mahal dari kota-kota lainnya seperti di Wageningen, Leiden, dan yang lain. Tapi aku dapatnya adalah kamar tipe studio, jadi semua lengkap dari perabotan, dapur, juga kamar mandi. Apartemen ini juga dekat dengan bandara Schiphol (sekitar 7 menit), bersebelahan langsung dengan stasiun kereta, tram, juga bus. Harga housing juga tergantung tipe kamarnya kawan-kawan, misalnya jika pengen sharing dapur, kita bisa dapat harga 420 euro per bulan, seperti di Uilenstede, atau sharing kamar mandi dan dapur (campur laki-laki dan perempuan) bisa dapat 350 euro per bulan. Tapi alhamdulillah, karena tipe studio, aku bisa mengajukan rent allowance, semacam subsidi sewa dari pemerintah dan alhamdulillah juga dapat potongan harga sewa itu sekitar 188 per bulan. Jadi aku bayar sewanya 379 euro per bulan. Alhamdulillah ya. All in all, housing di sini berkisar antara 350 euro – 850 euro.

  1. Transportasi dan Telekomunikasi

Amsterdam adalah kota sepeda kawan, bahkan jumlah sepedanya lebih banyak dari jumlah penduduknya. Kenapa bisa gitu? Yes.. di sini sebagian besar jalannya datar, juga ada jalur sepeda tersendiri. Aku waktu itu beli sepeda bekas harganya 60 euro dan kuncinya 20 euro, jadi total 80 euro. Karena menurutku tempat tinggal dan kampusku agak jauh dan gampang ngos-ngosan (ketauan jarang olahraga :p), akhirnya setelah mencoba naik sepeda ke kampus, aku bertahan hanya 4 kali mungkin (30 menit sepeda) dan karena kelelahan :p, aku putuskan naik metro, tram, atau kadang bus. Harga transportasi pulang pergi kampus skitar 3,2 euro. Jadi kalau sebulan skitar 60 euro. Atau kalau langganan kereta yang diskon 40%, biayanya sekitar 50 euro per tahun, langganan kereta NS gratis ke seluruh belanda 102 euro per bulan. Ada bermacam-macam tawaran langganan kereta/ GVB, nanti temen-temen bisa cek website nya ya. Kalau bersepeda tentu bisa jauh lebih hemat. Tergantung, kawan-kawan pilih yang mana. Kalau untuk telekomunikasi, wifi banyak tersedia termasuk di dalam kereta. Untuk kartu SIM Card harganya sekitar 15 euro. Kesimpulannya, untuk transportasi dan telekomunikasi berkisar 100 euro ya per bulan, tentu bisa lebih atau kurang dari itu.

  1. Makanan

Jika tak kenal maka tak sayang, maka jika tak makan tentu tak kenyang (garing mode on). Untuk makanan sendiri murah kok, kalau masak sendiri :p. Aneka kebutuhan pokok seperti beras, kentang, sayur, buah, ayam, lauk ikan, tempe, tahu, susu, yoghurt, dan tentu andalan anak kos yakni mie instan dapat dengan mudah didapatkan di supermarket atau pasar mingguan. Kalau masak sendiri, 100 euro per bulan itu udah lebih-lebih kawan. Kalau makan di luar, harga burger atau kentang sekitar 3 euro, atau makanan besar sekitar 10 euro untuk sekali makan. Aku alhamdulilah tinggal di kawasan muslim, jadi resto makanan halal juga toko daging halal sangat mudah aku temui. Oh ya, Belanda itu negeri Indonesia kedua menurutku, Home away from home. Jadi penduduk Indonesia juga resto masakan Indonesia itu lumayan mudah dijumpai. Kalau kangen masakan Indo, bisa coba ke Waroeng Aji, Warung bambu, dll. Jangan lupa coba spareribs di Crystal ya dan restoran masakan China, New King. All in all, untuk makan 200 euro per bulan sangat lebih dari cukup Insya Allah, asal ndak tiap hari makan di luar ya.

  1. Pertemanan dan Buku Kuliah

Karena aku di jurusan akuntansi, jadi harga bukunya lumayan mahal, per buku ada yang 100 euro. Namun beberapan mata kuliah ada e-book juga kok dan bisa pinjam diperpustakaan. Awal-awal di kampus, aku agak susah cari teman yang asli bule. Di jurusanku orangnya sangat individualistik. Meski begitu nggak ada perlakuan yang gimana gimana dari dosen, all students are treated equally. Lambat laun akupun akhirnya punya temen-temen dekat orang Belanda dan mereka baik-baik banget. Tips berteman dengan kawan bule adalah hindari obrolan yang bersifat privasi seperti tentang keluarga dan agama, kecuali sudah dekat. Sapaan hi serta obrolan ringan seperti cuaca dan aktivitas weekend bisa jadi awalan yang bagus. Oh ya, teman-teman PPI Amsterdam pun juga sudah seperti keluarga sendiri. kita yang sama-sama anak rantau saling membantu dan mendukung satu sama lain. Dank jullie wel!

  1. Tempat Ibadah

Sebagai pelajar muslim, alhamdulillah di VU Amsterdam menyediakan musholla yang nyaman,karena tidak semua kampus menyediakan, kawan. Jika kangen dengan pengajian orang Indonesia, kawan-kawan bisa berkunjung ke PPME (Perhimpunan Pemuda Muslim se-Eropa) Al Ikhlash, Amsterdam. Ini adalah masjidnya orang Indonesia. Tidak hanya peringatan hari besar Islam, namun setiap minggu ada beberapa acara. Bahkan beberapa kawan ada yang menjadi guru ngaji di sana loh J. Masjid di Amsterdam juga ada beberapa seperti Watermoskee Aya Sofya, Moskee el Tawheed, dan lain-lain. Namun tentu nggak sebanyak di Indonesia yang mayoritas umat muslim. Menurutku dan juga teman-teman, meski negeri bebas, Belanda adalah negeri yang toleran. Jadi kawan-kawan terutama yang muslim tidak perlu terlalu khawatir ya. Enjoy Amsterdam!

Sekian kawan, bincang-bincang kecil kita. Semoga bermanfaat ya. In nutshell, Amsterdam adalah kota pelajar yang toleran. Biaya hidup bulanan di sana sekitar 900 euro per bulan, bisa lebih kecil atau lebih besar dari itu tergantung gaya hidup kita ya. Jadi uang beasiswa LPDP alhamdulillah sudah lebih dari cukup Insya allah. Selamat datang di Amsterdam. Welkom in Nederland. Selamat menikmati kultur akademik yang berbeda. Juga selamat menjelajah negeri Belanda juga negeri-negeri Eropa lainnya. Semangat yaaaa. Tot ziens en veel succes !!!

Groeten,

Dewi

Categories
Experiences of Our Community Members

Berpuasa di Belanda – My Experience

Hoi allemaal! Namaku Alfa dan saat ini aku sedang menempuh pendidikan di program Research Master jurusan Cognitive Neuropsychology di VU Amsterdam. Ini merupakan tahun keduaku ( hopefully yang terakhir pula) yang berarti kedua kalinya aku menjalani puasa Ramadan di Belanda. It’s safe to say that it’s been an interesting ride!

Ramadan tahun ini, seperti tahun sebelumnya, jatuh di bulan Mei-Juni yang merupakan musim panas di Eropa. Cuaca saat musim panas pada umumnya kering dan suhu udara bisa mencapai 31 derajat Celsius, dengan paparan matahari yang lebih lama dibandingkan musim dingin. Hari yang panjang menandakan waktu subuh yang lebih dini (sekitar jam 3-4 pagi) dan waktu maghrib yang lebih telat (sekitar jam 9-10 malam). Oleh karena itu, durasi puasa bisa mencapai 19 jam.

Setelah terbiasa puasa selama 14 jam di Indonesia, awal-awal puasa di Belanda merupakan suatu hal yang cukup menantang. Ketika masih di Indonesia, aku tidak perlu terlalu menyesuaikan waktu bangun tidur dan menu makan apa yang paling berenergi. Di sini, aku harus bangun jam dua pagi untuk sahur, padahal baru dua jam sebelumnya salat isya dan tiga jam sebelumnya aku berbuka puasa. Akhirnya, aku sering kali tertinggal sahur (dan subuh!) karena bangun tidur jam lima. Melakukan salat tahajud pun sedikit sulit karena aku terlanjur mengantuk setelah jam 12 malam.

Di tahun kedua, aku lebih mempersiapkan waktuku. Karena jeda waktu yang sempit antara buka dan sahur, aku memutuskan untuk begadang di malam hari. Jam tidur kuubah menjadi pasca salat ashar sampai dengan maghrib (jam tujuh hingga sepuluh malam), kemudian dilanjutkan setelah subuh (jam setengah empat sampai tujuh pagi). I’m glad to report that it works! Akhirnya jarang sekali deh aku telat sahur (walaupun terkadang masih sering ketiduran).

Selain menyesuaikan waktu tidur, aku pun harus memikirkan menu makan yang tepat. Aku tidak bisa sembarang makan karena setelah sahur harus puasa berjam-jam lamanya. Aku harus menentukan diet makan seperti apa yang bisa memberikan tubuhku energi yang cukup. Setelah melakukan riset (i.e. baca-baca di internet), aku menemukan bahwa chia seeds memiliki kandungan protein dan fiber yang tinggi, sehingga hampir setiap sahur aku memakan makanan dengan chia seeds. Minum yang cukup juga sangat penting sehingga di antara waktu buka dan sahur aku selalu mencoba untuk minum paling tidak enam gelas air.

Berhubung disini ada komunitas PPI Amsterdam, saat Ramadan pada umumnya kita juga mengadakan acara buka bersama (bukber). Tahun ini, para mahasiswa Indonesia yang sedang menjalankan studi di Amsterdam dapat datang ke acara bukber yang bersifat all-you-can-eat, dan semua makanan dibuat oleh pengurus PPI Amsterdam! Menu yang dihidangkan bermacam-macam, mulai dari es buah untuk ta’jil, bakwan, hingga soto ayam. Aku merasa seperti sedang bukber di Indonesia.

Ada beberapa penyesuaian yang harus aku lakukan selama berpuasa di Belanda, namun sepertinya bagiku menjalankan puasa bukanlah hal yang terlalu sulit dilakukan. Dengan niat yang kuat, alhamdulillah, saat telat sahur pun aku masih memiliki energi untuk berpuasa. Menurutku, hal yang paling disayangkan hanyalah sulitnya untuk salat tahajud di masjid, karena waktu isya yang sangat larut dan aku enggan keluar rumah semalam itu. Namun, selebihnya berpuasa di Belanda ‘tidak jauh’ berbeda. Semoga pengalamanku cukup informatif! Selamat berpuasa bagi teman-teman yang menjalankan. Ramadan Mubarak!

– Alfa Sanoveriana –

Categories
Housing Information

Kamar Pelajar

Ada kamar kosong?

Punya extra bed di kamar?

Atau sofa di ruang tamu?

Ayo sewakan!

Semua bisa jadi host!

kamarpelajar.com/ppiams

Narahubung: +31627128800 (Keanaya)

Categories
Experiences of Our Community Members

Amsterdam Survival Guide

Studying abroad is one of the biggest challenges in my life. I step up from my comfort zone, leaving my inner circle and push off my limits.

Then, on this page, I would like to share my stories of where my life begin on 30th August 2018.

Udah cukup keren kan intronya pake inggirs? Oke, let me introduce myself (cie jaksel banget bahasanya) gue Theresia Mega Amelia, panggilannya Amel. Sekarang lagi kuliah 3rd year di SBM ITB. Sedikit cerita, kenapa gue bisa berada di Amsterdam, gue mengikuti program Exchange Student yang diselenggarain sama kampus dan salah satu pilihannya adalah University of Amsterdam. Dengan proses yang panjang dan sedikit kendala, akhirnya tanggal 30 Agustus 2018 gue berhasil sampai disini dengan keadaan belum memiliki tempat tinggal. Ya, belom dapet tempat tinggal.

Terus gimana caranya bisa dapet tempat tinggal? Kenapa bisa sampai belum punya tempat tinggal? Okey, dalam kesempatan kali ini gue dikasih kesempatan untuk menulis sebuah kisah, tapi kayanya akan lebih enak gue bilang sharing pengalaman dan sedikit tips tentang kehidupan di Belanda. Gue akan membagi menjadi 3 bagian : Accomodation, Transportation and Serba serbi .

Accomodation

Ya seperti yang udah gue sebutkan diatas, pas gue sampe Amsterdam gue belom dapet tempat tinggal. Gimana? Nekat bukan? Yes, gue seberani itu pergi ke Amsterdam tanpa tempat tinggal yang pasti. Intinya gue udah apply housing via universitas gue, tapi karena waktu itu submitnya telat 2 hari, banyak banget yang daftar, gue masuk waiting list dan ketika gue confirm cuman balesannya “Please find your accomdation in the market” rasanya ingin berteriak dan memaki. Karena percayalah, nyari tempat tinggal terasa lebih susah dari pada mencari jodoh. Kalian harus mendaftarkan alamat tempat tinggal kalian ke pemerintahan sementara banyak tempat tinggal yang tidak mau didaftarkan. Tapi akhirnya berkat kenalan-kenalan orang Indonesia gue berhasil mendapatkan tempat tinggal di Amsterdam bersama Host Family. So, buat temen-temen yang mau ke Amsterdam here’s some tips soal Accomodation:

  1. Kalau di kasih submission tentang student housing LANGSUNG ISI GAUSAH MIKIR

Ini adalah kesalahan terbesar gue ketika gue postpone ngisi yang student housing dan masih memilih yang murah harganya. Jadi gitu deh udah telat masih pengen yang murah. Dasar manusia. HAHAHAHA. Seandainya mahal pun disini studio apartement sekitar 500-600 eur per bulan. Sebenernya masih oke harganya untuk tinggal disini secara kota besar. Tapi kalau mau yang lebih murah sekitar 300-400an harus jauh-jauh hari nyarinya ato tanya kakak kelas atau temen yang sekolah disini dan udah mau balik ke Indonesia.

  1. TANYA GROUP PPI

Group PPI is your home and your solution. Terkadang perasaan senasib itu diperlukan supaya tidak merasa khawatir. Di grup PPI juga banyak orang Indonesia yang sudah berkeluarga dan melanjutkan pendidikan disini biasanya sewa rumah dan ada tempat kosong it would be a good option. Disisi lain, kalau belum dapet tinggal tanya ada yang belum dapet juga gak, dan seenggaknya mengurang

  1. TANYA KENALAN ORANG INDONESIA YANG TINGGAL DI AMSTERDAM

Di Amsterdam banyak banget komunitas orang Indonesia, selain dari basis pelajar ada juga yang berbasis agama. Nah ini bisa kalian gunain untuk mencari informasi soal tempat tinggal kalau di PPI udah tidak ada jawabannya. Mereka biasanya ada kontak sosial media yang bisa di kontak. Di coba aja yak!

  1. STUDENT HOTEL

Pastikkan kalau kalian mau di student hotel book dari jauh jauh hari. Ga terlalu mahal harganya antara 600-800an per bulan tapi nyaman. Di hari deket-deket udah taun ajaran baru, banyak banget orang orang yang menjadikkan student hotel option mereka karena mereka gak dapet tempat tinggal. Jadi buruan kalau mau oke!

  1. PRIVATE MARKET is your last option

Sungguh gais mencari rumah di private market tidaklah mudah. Karena kalian harus extra hati-hati dan harganya agak mahal ini cocok kalo kalian mau sharing room. Ya intinya hoki-hokian gais. Percayalah susah mencari rumah yang deket, murah dan nyaman :”)

Iye gue dummies nekat pergi ke Amsterdam belom punya tempat tinggal. Tapi percayalah kalau emang kalian ditakdirkan tinggal disini kalian akan menemukan jalannya :”).

Transportation

Nah ini cerita dummies gue di Amsterdam seputar kendaraan. Jadi di Amsterdam ada 5 bentuk public transport : metro, tram, bus, sprinter, dan intercity. Pusing kan? Sama saya juga pusing pas sampai sini.

  1. Metro

Metro itu kaya MRT gitu banyak stasiunnya dilambangkan dengan huruf besar “M” disetiap stationnya. Life hack yang mau gue kasih tau adalah, perhatiin jalan keluar metro. Satu station biasanya punya jalan keluar minimal 2 arah yang berbeda. Jadi pastiin tempat kalian yang mau datengin itu di daerah mana. Kalau gak lumayan aja sih jalannya muter. Dan kalau kalian ketinggalan metro arah tujuan kalian, coba sedikit cerdik melihat peta metro lain yang melewati jalur tersebut.

  1. Tram

Tram itu kaya metro tapi di tengah kota. Bingung kan. Yes Tram ini biasanya untuk jarak yang deket-deket di city center tapi bukan berarti gabisa jauh, ada beberapa tram juga yang jarak jauh kok. Kalo naik tram jangan lupa pencet tombol stop yes!

  1. Bus

Nah ini kaya bus biasa gais dia juga per titik dan di tengah kota. Jarak jauh deket ada. Kalau naik bus, kalian ga boleh banget lupa pencet tombol stop karena kalau lupa, busnya gak berhenti. Ini kejadian yang gue alamin. Ato jangan terlalu cepet pencet stop. Tengsin dan gengsi cuy kalo salah. Dan untuk kalian yang suka kehdiupan gemerlap di malam hari, ada kok bus yang sampai subuh cuman sedikit mahal. Kalau kepepet dan banyakkan, lebih baik naik uber aja harganya lebih murah!

  1. Sprinter dan intercity

Mereka mirip mirip gitu keretanya cepet banget hanya ada beberapa di stasiun-stasiun tertentu dengan lambang tanda panah dua arah. Kalau kalian menggunakkan transportasi ini, minimum saldo kalian harus 20 eur! Kalo gak gabisa masuk gais! Jadi make sure saldo kalian 20 eur ya.

Serba Serbi

Dibagian ini mau sedikit cerita ga spesifik-spesifik amat sih bagiannya cuman ingin bercerita apa yang berubah dari hidup gue disini. Banyak banget yang berubah setelah hidup di luar selama kuran lebih 2 bulan dan menjadikan gue orang yang…………….bisa masak.

Iya jadi bisa masak. Oke yang pertama, disini makanan itu mahal banget gais, so usahakan kalian bisa masak karena kalo masak bakal jauh lebih murah. Jangan bilang gabisa, semua bisa asal ada kemauan. Yang kedua ikut organisasi! PPI! Wah gila sih cuy, nih gue kasih testimony aja soal acara pertama PPI yaitu welkom kalo gasalah, disitu gue ketemu sama temen temen baru dari satu kampus dan beda kampus jadi pas masuk kuliah udah ada temen baru seenggaknya tidak culture shock banget dan punya temen senasib! Yang ketiga, jangan lupa bawa tumbler gais! Air mahal mending buat beli yang lain. Dan yang terakhir it’s about partime job! untuk kalian yang mau dapet part time, banyak kok restaurant Indonesia yang menyediakkan part time job. kalian bisa tanya-tanya lewat group ppi atau temen-temen yang sudah kerja tempatnya membuka lowongan atau tidak dan mulailah mengontak si owner! Untuk kalian yang exchange student itu agak sedikit susah nyarinya karena rata-rata mereka lebih prefer untuk mempekerjakkan mahasiswa yang long-term stay. Tapi bukan berarti tidak ada, tetep ada cuman harus sabar saja mecarinya. Gajinya? Lumayan kok buat jalan-jalan dan memenuhi kebutuhan hidup. Hem pokoknya masih banyak soal Amsterdam, dan it worth every single miles yang kalian tempuh disini pokoknya I wish you goodluck buat adik adik yang mau dateng dan menimba ilmu disini, jangan ansos! Ayo bersosialisasi biar nanti kalau ada kesusahan you always have your second family.

Cheers!

Amel

Categories
Experiences of Our Community Members

Amsterdam Garuda Cup

Halo, perkenalkan nama saya Nicholas Sukendi, mahasiswa UvA mengambil jurusan Business Administration.

Tahun ini adalah tahun pertama saya di Amsterdam. Disaat saya begabung di PPI Amsterdam, saya langsung ikut group Futsal karena itu adalah hobi saya sejak kecil. Nah kebetulan, tidak lama setelah kedatangan saya, PPI amsterdam mengadakan Amsterdam Garuda Cup yang merupakan salah satu program dari acara mereka.

Amsterdam Garuda Cup adalah sport event PPI Amsterdam yang baru di adakan pertama kali di tahun ini. Tujuan dari acara ini yaitu untuk menyatukan mahasiswa-mahasiswa yang hijrah ke Belanda melalui olahraga. Cabang olahraganya terdiri dari Futsal, Badminton, Basket, Voli.

Saya bergabung dalam tim futsal PPI Amsterdam dan memulai latihan rutin untuk mempersiapkan diri mengikuti lomba. Jujur, awalnya saya ragu banget untuk ikut event ini. Rasa kurang percaya diri selalu ada karena saya sudah cukup lama tidak bermain futsal dikarenakan kesibukan kuliah yang padat. Namun, saya juga ingin berpartisipasi dan meramaikan acara ini. Siapa tau aja menang :p

Saya cukup takjub dengan event ini karena bukan hanya teman-teman dari PPI kota, PPI Belanda, dan KBRI yang ikut bergabung melainkan juga teman – teman dari PPI tetangga seperti PPI Belgia.

Bagi mahasiswa yang menyukai olahraga boleh banget untuk ikut serta dalam Garuda Cup dan bersaing dengan PPI yang lainnya. Selain kompetisi olah raga, ini juga merupakan salah satu sarana untuk mempererat hubungan kekeluargaan sebagai sesama pelajar di luar negeri.

Bagi yang tidak menyukai olahraga, boleh banget untuk hadir dan mendukung teman-teman yang bermain sambil. Dijamin gak akan bosan karena kalian juga bisa menyicipi jajanan dan makanan Indonesia yang pastinya dikangenin oleh kita pelajar perantau. Selain mendapatkan uang maupun medali bagi para pemenang, diacara ini kalian juga berkesempatan untuk mendapatkan doorprice yang akan diundi secara acak.

Dari pengalaman pribadi saya, saya ikut serta dalam olahraga futsalnya. Karena tahun ini merupakan pertama saya, saya sangat bersemangat namun juga sangat gugup. Sangat disayangkan bahwa tahun ini Tim Futsal PPI Amsterdam belum bisa membawakan medali. Akan tetapi, dengan kehadiran kawan-kawan tahun depan, sudah sangat jelas medali beserta uang akan dibawa pulang.