
Studying abroad is one of the biggest challenges in my life. I step up from my comfort zone, leaving my inner circle and push off my limits.
Then, on this page, I would like to share my stories of where my life begin on 30th August 2018.
Udah cukup keren kan intronya pake inggirs? Oke, let me introduce myself (cie jaksel banget bahasanya) gue Theresia Mega Amelia, panggilannya Amel. Sekarang lagi kuliah 3rd year di SBM ITB. Sedikit cerita, kenapa gue bisa berada di Amsterdam, gue mengikuti program Exchange Student yang diselenggarain sama kampus dan salah satu pilihannya adalah University of Amsterdam. Dengan proses yang panjang dan sedikit kendala, akhirnya tanggal 30 Agustus 2018 gue berhasil sampai disini dengan keadaan belum memiliki tempat tinggal. Ya, belom dapet tempat tinggal.
Terus gimana caranya bisa dapet tempat tinggal? Kenapa bisa sampai belum punya tempat tinggal? Okey, dalam kesempatan kali ini gue dikasih kesempatan untuk menulis sebuah kisah, tapi kayanya akan lebih enak gue bilang sharing pengalaman dan sedikit tips tentang kehidupan di Belanda. Gue akan membagi menjadi 3 bagian : Accomodation, Transportation and Serba serbi .
Accomodation
Ya seperti yang udah gue sebutkan diatas, pas gue sampe Amsterdam gue belom dapet tempat tinggal. Gimana? Nekat bukan? Yes, gue seberani itu pergi ke Amsterdam tanpa tempat tinggal yang pasti. Intinya gue udah apply housing via universitas gue, tapi karena waktu itu submitnya telat 2 hari, banyak banget yang daftar, gue masuk waiting list dan ketika gue confirm cuman balesannya “Please find your accomdation in the market” rasanya ingin berteriak dan memaki. Karena percayalah, nyari tempat tinggal terasa lebih susah dari pada mencari jodoh. Kalian harus mendaftarkan alamat tempat tinggal kalian ke pemerintahan sementara banyak tempat tinggal yang tidak mau didaftarkan. Tapi akhirnya berkat kenalan-kenalan orang Indonesia gue berhasil mendapatkan tempat tinggal di Amsterdam bersama Host Family. So, buat temen-temen yang mau ke Amsterdam here’s some tips soal Accomodation:
- Kalau di kasih submission tentang student housing LANGSUNG ISI GAUSAH MIKIR
Ini adalah kesalahan terbesar gue ketika gue postpone ngisi yang student housing dan masih memilih yang murah harganya. Jadi gitu deh udah telat masih pengen yang murah. Dasar manusia. HAHAHAHA. Seandainya mahal pun disini studio apartement sekitar 500-600 eur per bulan. Sebenernya masih oke harganya untuk tinggal disini secara kota besar. Tapi kalau mau yang lebih murah sekitar 300-400an harus jauh-jauh hari nyarinya ato tanya kakak kelas atau temen yang sekolah disini dan udah mau balik ke Indonesia.
- TANYA GROUP PPI
Group PPI is your home and your solution. Terkadang perasaan senasib itu diperlukan supaya tidak merasa khawatir. Di grup PPI juga banyak orang Indonesia yang sudah berkeluarga dan melanjutkan pendidikan disini biasanya sewa rumah dan ada tempat kosong it would be a good option. Disisi lain, kalau belum dapet tinggal tanya ada yang belum dapet juga gak, dan seenggaknya mengurang
- TANYA KENALAN ORANG INDONESIA YANG TINGGAL DI AMSTERDAM
Di Amsterdam banyak banget komunitas orang Indonesia, selain dari basis pelajar ada juga yang berbasis agama. Nah ini bisa kalian gunain untuk mencari informasi soal tempat tinggal kalau di PPI udah tidak ada jawabannya. Mereka biasanya ada kontak sosial media yang bisa di kontak. Di coba aja yak!
- STUDENT HOTEL
Pastikkan kalau kalian mau di student hotel book dari jauh jauh hari. Ga terlalu mahal harganya antara 600-800an per bulan tapi nyaman. Di hari deket-deket udah taun ajaran baru, banyak banget orang orang yang menjadikkan student hotel option mereka karena mereka gak dapet tempat tinggal. Jadi buruan kalau mau oke!
- PRIVATE MARKET is your last option
Sungguh gais mencari rumah di private market tidaklah mudah. Karena kalian harus extra hati-hati dan harganya agak mahal ini cocok kalo kalian mau sharing room. Ya intinya hoki-hokian gais. Percayalah susah mencari rumah yang deket, murah dan nyaman :”)
Iye gue dummies nekat pergi ke Amsterdam belom punya tempat tinggal. Tapi percayalah kalau emang kalian ditakdirkan tinggal disini kalian akan menemukan jalannya :”).
Transportation
Nah ini cerita dummies gue di Amsterdam seputar kendaraan. Jadi di Amsterdam ada 5 bentuk public transport : metro, tram, bus, sprinter, dan intercity. Pusing kan? Sama saya juga pusing pas sampai sini.
- Metro
Metro itu kaya MRT gitu banyak stasiunnya dilambangkan dengan huruf besar “M” disetiap stationnya. Life hack yang mau gue kasih tau adalah, perhatiin jalan keluar metro. Satu station biasanya punya jalan keluar minimal 2 arah yang berbeda. Jadi pastiin tempat kalian yang mau datengin itu di daerah mana. Kalau gak lumayan aja sih jalannya muter. Dan kalau kalian ketinggalan metro arah tujuan kalian, coba sedikit cerdik melihat peta metro lain yang melewati jalur tersebut.
- Tram
Tram itu kaya metro tapi di tengah kota. Bingung kan. Yes Tram ini biasanya untuk jarak yang deket-deket di city center tapi bukan berarti gabisa jauh, ada beberapa tram juga yang jarak jauh kok. Kalo naik tram jangan lupa pencet tombol stop yes!
- Bus
Nah ini kaya bus biasa gais dia juga per titik dan di tengah kota. Jarak jauh deket ada. Kalau naik bus, kalian ga boleh banget lupa pencet tombol stop karena kalau lupa, busnya gak berhenti. Ini kejadian yang gue alamin. Ato jangan terlalu cepet pencet stop. Tengsin dan gengsi cuy kalo salah. Dan untuk kalian yang suka kehdiupan gemerlap di malam hari, ada kok bus yang sampai subuh cuman sedikit mahal. Kalau kepepet dan banyakkan, lebih baik naik uber aja harganya lebih murah!
- Sprinter dan intercity
Mereka mirip mirip gitu keretanya cepet banget hanya ada beberapa di stasiun-stasiun tertentu dengan lambang tanda panah dua arah. Kalau kalian menggunakkan transportasi ini, minimum saldo kalian harus 20 eur! Kalo gak gabisa masuk gais! Jadi make sure saldo kalian 20 eur ya.
Serba Serbi
Dibagian ini mau sedikit cerita ga spesifik-spesifik amat sih bagiannya cuman ingin bercerita apa yang berubah dari hidup gue disini. Banyak banget yang berubah setelah hidup di luar selama kuran lebih 2 bulan dan menjadikan gue orang yang…………….bisa masak.
Iya jadi bisa masak. Oke yang pertama, disini makanan itu mahal banget gais, so usahakan kalian bisa masak karena kalo masak bakal jauh lebih murah. Jangan bilang gabisa, semua bisa asal ada kemauan. Yang kedua ikut organisasi! PPI! Wah gila sih cuy, nih gue kasih testimony aja soal acara pertama PPI yaitu welkom kalo gasalah, disitu gue ketemu sama temen temen baru dari satu kampus dan beda kampus jadi pas masuk kuliah udah ada temen baru seenggaknya tidak culture shock banget dan punya temen senasib! Yang ketiga, jangan lupa bawa tumbler gais! Air mahal mending buat beli yang lain. Dan yang terakhir it’s about partime job! untuk kalian yang mau dapet part time, banyak kok restaurant Indonesia yang menyediakkan part time job. kalian bisa tanya-tanya lewat group ppi atau temen-temen yang sudah kerja tempatnya membuka lowongan atau tidak dan mulailah mengontak si owner! Untuk kalian yang exchange student itu agak sedikit susah nyarinya karena rata-rata mereka lebih prefer untuk mempekerjakkan mahasiswa yang long-term stay. Tapi bukan berarti tidak ada, tetep ada cuman harus sabar saja mecarinya. Gajinya? Lumayan kok buat jalan-jalan dan memenuhi kebutuhan hidup. Hem pokoknya masih banyak soal Amsterdam, dan it worth every single miles yang kalian tempuh disini pokoknya I wish you goodluck buat adik adik yang mau dateng dan menimba ilmu disini, jangan ansos! Ayo bersosialisasi biar nanti kalau ada kesusahan you always have your second family.
Cheers!
Amel